Jaga Jarak atau LDR?
Daftar isi
“Sori aku nggak bisa yan” kata Putri
“Tapi kenapa put?” tanya Rian
“Aku tahu, Kita udah nggak bisa seperti dulu lagi, kamu tahu kan?!” Putri coba menjelaskan.
“OK!!!” jawab Rian dengan nada jengkel sambil menutup panggilan itu.
“Tapi kenapa put?” tanya Rian
“Aku tahu, Kita udah nggak bisa seperti dulu lagi, kamu tahu kan?!” Putri coba menjelaskan.
“OK!!!” jawab Rian dengan nada jengkel sambil menutup panggilan itu.
Tak selang berapa lama handphone Rian bergetar, tanda ada pesan masuk, di lihatlah isi pesan itu yang ternyata dari Putri.
“Rian, maaf banget bukannya aku menolak, tapi kamu tahu kan keadaan kita saat ini seperti apa, aku ngerti banget kok yang kamu rasain, aku juga ngerasain yang kamu rasain yan” isi pesan dari Putri.
“Ok put, aku akan belajar membiasakan diri dengan keadaan kita ini” balas Rian sambil merebahkan diri ke tempat tidurnya, sampai akhirnya Rian ketiduran.
Pagi hari
“Selamat pagi Putri, sudah bangun belum? Masa sih kalah sama ayam, gak malu tuh” ledek Rian melalui pesan singkat.
“Pagi juga Rian, sudah dong, aku baru selesai nyuci nih, emang kamu, muka aja belum di cuci apa lagi pakaianmu” Putri pun membalas ledekan Rian itu.
“Tau gitu kan tadi bisa titipin aku yan, muka mu biar aku cuci sekalian, jaminan bersih dan wangi deh” Putri melanjutkan pesan singkat itu.
“Wah mbalas nih ceritanya” jawab Rian.
“Iya dong” balas Putri.
Setelah pesan itu dibaca oleh Putri, handphone Putri berdering.
“Halo Rian, ada apa?” Putri menjawab telepon dari Rian dengan nada datar.
“Halo juga put, Cuma pengen ngobrol aja put, kangen nih” kata Rian dengan nada malu-malu.
“Boleh yan, mumpung aku juga lagi gak sibuk nih, Kangen?? Aku nggak tuh” ledek Putri.
“Waduh ceritanya aku lagi kangen sendiRian nih, ntar aku cari yang jualan kangen aja deh biar ada pasangannya kangenku” Rian berlagak sedih.
“Rian...!!! jangan dong, aku juga kangen kamu tauk” Putri panik dan terpaksa berkata jujur.
“HAHAHA....” Rian pun tertawa terbahak-bahak.
“Eh put, aku semalam mimpi kerumahmu” sambung Rian.
“Lalu?” Putri penasaran.
Rian pun mulai menceritakan mimpinya
“Gini lho put, aku semalam mimpi main kerumahmu, di tengah jalan tuh padat banget, lalu aku mencoba melarikan motorku kencang-kencang dan meliuk-liuk kanan-kiri, seperti valentino rossi ketika mendahului lawan-lawannya, pokoknya ketika ada kesempatan untuk mendahului atau motong pengendara lain kulakukan demi pengen cepat ketemu kamu, dan akhirnya aku sampai rumahmu 2 jam kemudian” Rian selesai menceritakan mimpinya.
“Gitu put mimpiku, tapi pas aku bangun, aku jadi kepikiran dengan mimpi itu put” Rian meneruskan pembicaraan itu.
“Kepikiran apa yan, itu kan Cuma mimpi” jawab Putri
“Gini lho put, waktu bangun aku jadi kepikiran kalau kita jarang ketemu, jaga jarak atau LDR atau apalah itu namanya takutnya seperti dalam mimpiku” Rian coba menceritakan yang dipikirkannya.
“Aku kok masih bingung yan” jawab Putri singkat.
“Gini lho Putri... Ketika kita jarang bertemu kan secara otomatis hubungan kita ada jarak kan?” Rian menjelaskan pelan-pelan.
“Iya, lalu?” Putri penasaran
“Nah ketika ada jarak kan pasti ada yang kosong, seperti perjalanan mimpiku menuju rumahmu, aku bisa cepat sampai rumahmu karena aku selalu ngambil celah kosong antar mobil satu dengan yang lainnya, nah jadi intinya gini put, aku takut hubungan kita seperti mobil satu dengan yang lainnya, ada jarak dan ada yang nekat masuk kesana, terus aku harus gimana put?” Rian selesai menjelaskan dan dengan nada memelas.
“HAHAHAHAHA” Putri tertawa terbahak-bahak.
“Kok malah ketawa?!” Rian kaget
“Rian, gini ya itu kan karena kamu menyamakan hubungan kita dengan kendaraan yang ada di jalanan, masuk akal sih, tapi kamu juga harus tahu kalau hubungan itu menggunakan hati bukan penglihatan saja, so kamu gak usah takut masalah itu, nanti aku bakalan bikin baju yang ada tulisannya JAGA JARAK biar kamu merasa aman, HAHAHA” Putri menjelaskan agar Rian tidak mencemaskan hubungan mereka.
“Baik put, aku percaya sama kamu, ya udah ya put” Rian ingin menyudahi telepon itu.
“Oke Rian, emang kamu mau kemana?” tanya Putri
“Mau beli kangen, biar kangenku ada pasangannya” Rian menahan tawa.
“RIANNN.........!!!!!!” Putri berteriak sekeras-kerasnya
End - Andri berbudi