Sepanjang Jalan Pacaran
Daftar isi
Andriberbudi.web.id - Pertemanan
kita yang cukup dekat selama 3 tahun, berakhir ketika berada pada posisi kenyamanan
dan kekosongan yang secara otomatis ingin diisi dan mengisi, hingga akhirnya aku
mengutarakan perasaan padanya, ya tak perlu menjabarkan alasan yang
bertele-tele untuk meyakinkannya dia karena memang kita sudah saling cukup kenal.
Kenapa harus dia, kan itu teman
dekatmu, kalian juga udah seperti kakak-adik to?
Jadi begini,
kita sama sekali tidak pernah ada pikiran untuk saling memiliki, awalnya. Tapi
percaya atau tidak ketika ada cowok dan cewek berteman dekat, sahabatan atau
apalah namanya, meski awalnya seperti itu, pasti pada titik tertentu akan
saling mengungkapkan rasa nyaman dalam bentuk saling menyayangi.
Kok bisa ngomong seperti itu? karena sebelumnya aku berpacaran
sama sahabatku sendiri yang itu mantannya sahabatku.
Kita jadian
12 Maret 2011, beberapa bulan sebelum dia lulus Sekolah. Panggilan Dinda Kanda
mulai di tinggalkan, berubah menjadi Sayang, tapi aku lebih suka manggil dia
Nduk.
Nduk aku
boleh main ke rumahmu? Tanyaku.
Mau ngapain
yank? Dia balik tanya.
Ya pengen
tahu rumahmu, pengen kenal juga orang tuamu. Aku meyakinkan.
Jangan
sekarang ya, aku masih SMK, masih anak-anak. Katanya dengan wajah polos.
Heh kampret,
emang aku mau ngapain kamu, jadi gini lho nduk. Cuma pengen kenal orang tuamu
aja, ketika aku datang yang masih kamu kenalkan sebagai temanmu, apakah mereka
merespon aku dengan hangat atau tidak, jika iya aku anggap kita di beri jalan
untuk meneruskan hubungan ini, aku
menjelaskan.
Besok ya mas
nek aku udah lulus, kata dia.
Baiklah. Jawabku singkat.
Beberapa
bulan kemudian, setelah dia lulus akhirnya aku diberi kesempatan untuk main
kerumahnya, alasannya aku ingin mengantarkan dia daftar kuliah. Sampai dirumahnya
aku ditanyain orang mana, kuliah dimana, asli mana dan lain sebagainya, namun
aku tidak perlu menjelaskan panjang lebar kali tinggi, ternyata dia sedikit
banyak sudah menceritakan siapa aku kepada ibunya. Satu hal yang menurutku
menarik, keluarganya dia itu aku anggap sebagai keluarga naruto, betapa tidak,
adiknya yang kala itu masih kelas satu atau dua SD sudah mengenal berbagai nama-nama
tokoh naruto, bahkan ibunya juga tahu, sedangkan aku yang sama sekali tidak
terlalu suka anime cuma bisa clingak-clinguk ketika mereka ngobrolin naruto.
Akhirnya dia
menemukan kampus setelah mendaftar pada kampus pertama tidak diterima. Hari demi
hari kami lalui seperti kalian pacaran pada umumnya, tanya kabar, ingetin
makan, ketemuan hingga tidak terasa satu tahun pacaran kita lalui. Nah disini
aku berfikir, berdasarkan riwayat pacaranku sebelum-sebelumnya, biasanya kandas
di tahun pertama, tapi dengan dia bisa satu tahun lebih satu hari, rekor baru
batinku. Apa dia jodohku? Namun pertanyaan itu aku hempaskan kesamping, masih
terlalu jauh memikirkan jodoh, toh dia juga baru masuk kuliah.
Pacaran kami
berlanjut terus sampai pada suatu waktu pada sedikit masalah dengan hubungan
kami, ya cemburu masalah yang selalu hadir dihubungan kami, betapa tidak, dia
lebih banyak memiliki teman cowok, sedangkan aku sebaliknya, lebih banyak teman
cewek. Namun kami dapat menyelesaikan masalah itu.
Mas, apa kalian pernah putus terus
balikan lagi?
Tidak, kalau
hampir putus iya, tapi karena berhasil meyakinkan pasangan bahwa hal tersebut
tidak akan diulangi lagi maka selesai sudah masalah kami.
Sesimpel itu mas?
Ya tidak
sesimpel itu juga, karena setelah itu harus meyakinkan lagi dan lagi kalau
sudah berubah dan tunjukkan bahwa memang sudah benar berubah.
Rahasianya apa sih pacaran bisa awet
mas?
Tidak ada
rahasianya kok. Kita hanya saling terbuka, menerima kekurangan dan kelebihan
kita masing-masing, dia suka anime dan aku tidak suka sama sekali, bahkan
ketika dia nonton anime malah tak tinggal tidur. Pernah juga pengen kayak dia,
suka anime tapi memang itu bukan aku ya hasilnya nihil. Tapi itulah dia dan
inilah aku. Kalau kesamaan tentu ada, tapi nggak usah di jabarin karena memang
sudah sama. Hahaha...
Hubungan kami
masih terus berlanjut, sampai aku akhirnya wisuda dan kerja, sedangkan dia
masih sibuk dengan kuliahnya. Tak ada masalah yang berarti karena kami saling
percaya, cemburu ada, namun kembali lagi, kami dapat menyelesaikannya. Hingga akhirnya
dia wisuda dan aku memutuskan untuk berhenti kerja dan memilih menjadi blogger,
sedangkan dia masuk ke tempatku bekerja, hingga saat ini. Sampai pada suatu dimana
aku berada dititik terendahku dia masih setia denganku. Pernah aku sampai
berkata “Nduk, aku tidak layak buatmu, karena aku saat ini pada posisi seperti
ini, nek kamu mau mencari yang lain silahkan, ngomong wae” tapi dia masih
bersikukuh tuk bersamaku, karena sudah nyaman dan dia masih mau memberiku
semangat.
Singkat cerita,
aku memutuskan dan dipaksa pulang ke kerumah oleh orang tua dan disuruh mencari
kerja. Alhasil dia memberikanku lowongan kerja dan dia yang mengantarkanku
melamar kerja, Alahamdulillah diterima.
Satu tahun
bekerja tiba-tiba ibuku menghubungiku pagi-pagi ketika aku masih tidur, dan
bertanya, “Ndri kamu serius sama rahma?”
Iya buk, jawabku singkat.
“Ya udah minggu depan ibu sama
bapakmu meh pulang ke jawa, sekalian ngomong sama orang tuanya rahma”, kata ibuku.
Dengan penuh
keyakinan aku jawab “Siap buk”.
Baca juga: ku buktikan janjiku –melamarmu